Kerumitan dalam transportasi
publik bukan hanya menjadi masalah pemerintah, operator saja, melainkan juga
masyarakat. Fenomena yang muncul akhir akhir ini mengedepankan wajah transportasi
publik yang kurang memberikan kenyamanan, keamanan dan keterjangkauan dan masih
mengesankan biaya sosial dan ekonomi tinggi. Hal ini berakibat pada peminggiran
masyarakat secara tidak langsung untuk melakukan mobilitasnya. Manfaat terbesar
bagi pengendara dan bukan pengendara dari peningkatan perbaikan transportasi
publik akan sangat membantu mengurangi kemacetan jalan, polusi udara, serta konsumsi
minyak dan energi. Kota merupakan sebuah ciptaan yang bertujuan untuk memaksimalkan
pertukaran (barang-barang, jasa, hubungan persahabatan, pengetahuan dan gagasan),
serta meminimalisasi perjalanan. Peran transportasi adalah untuk memaksimalkan kegiatan
pertukaran. Kajian tentang transportasi bisa dilakukan dari berbagai
perspektif, yaitu dari lingkup pelayanan spasialnya yang menjadi dasar bagi
birokrasi dalam membagi kewenangan pengaturan penyelenggaraan transportasi.
Transportasi dipilah menjadi transportasi privat dan publik. Transportasi
publik dapat diartikan sebagai angkutan umum, baik orang maupun barang, dan pergerakan
dilakukan dengan moda tertentu dengan cara membayar. Fenomena transportasi
publik terkait dengan logika modernisasi dan kapitalisme. Fenomena mencuatnya
persoalan transportasi publik di kota-kota besar di Indonesia saat ini tidak
dapat diselesaikan secara teknis saja. Pergeseran pola perilaku masyarakat
dengan adanya angkutan massal, berupa bus way, kereta api misalnya dapat
dimaknai sebagai suatu perubahan yang cukup berarti dalam pemilihan moda transportasi oleh masyarakat. Bagi pengguna jasa transportasi dengan adanya
angkutan massal berarti ada perubahan itu menyangkut pola mobilitas penduduk,
pola perilaku bertransportasi. Bagi pemerintah penyelenggaraan transportasi
publik berarti adanya pemerintah membuat kebijakan untuk pengadaan transpor
itu mulai dari yang bersifat teknis, sosiologis hingga politis, seperti
pengadaan lahan, penataan ruang, modal, dan sebagainya. Ini berlanjut pada
interaksi pemerintah dengan kekuatan kapital. Untuk membangun sistem
transportasi publik berkelanjutan perlu adanya revitalisasi dalam semua aspek
yang berkaitan dengan transportasi publik. Pemerintah kota berperan penting dalam
membuat perencanaan dan implementasi kebijakan transportasi publik. Berbagai
kebijakan yang mempengaruhi masalah transportasi harus di harmonisasikan, sehingga
keduanya dapat berjalan seiring, misalnya, program untuk mendorong penggunaan transit
massa dan mengurangi perjalanan dengan mobil berpenumpang satu (single-occupant
car travel). Hal penting lainnya adalah meningkatkan integrasi
transportasi dan perencanaan pemanfaatan lahan. Peningkatan dalam elemen
tunggal dan terpisah dari sistem transit atau rencana transportasi, jarang
memiliki pengaruh yang kuat. Sedangkan pendekatan sistematis dapat memuncul-kan
energi untuk memperkuat sistem transportasi.dan memperbaikinya. Isu NMT (Non
Motorize Transport-ation) belum dimunculkan secara tegas, padahal NMT dapat
menjadi solusi banyak hal dari tingginya angka kecelakaan lalu lintas, konsumsi
bahan bakar yang berdampak pada penciptaan langit bersih, serta aksesibilitas
bagi kaum miskin untuk melakukan mobilitas secara lebih murah. Sistem
transportasi yang sekarang telah membuat golongan miskin mengeluarkan 20% - 40%
pendapatan untuk transportasi. Sektor swasta harus dilibatkan. Kendaraan dan
bahan bakar diproduksi dalam jumlah besar oleh pihak swasta. Sedangkan beberapa
perusahaan bahan bakar publik sangat dikenal dengan kelambanannya dalam
merespon permintaan pembersihan lingkungan. Memberi kesempatan pada sektor
swasta untuk berkembang, memproduksi dan menjual teknologi yang diperlukan untuk
transportasi bersih merupakan kunci dalam menuju transportasi berkelanjutan.
Mendorong pihak-pihak tersebut untuk maju dengan antusiasme, bukan suatu hal
yang m udah. Keberlanjutan politik harus dikembangkan. Terlepas dari menariknya
kebijakan teknologi sekarang ini, tahap yang harus diperhatikan adalah
perubahan dalam angin politik pada partai yang sedang memimpin kota, atau pun
multi partai yang harus berbagi tanggung jawab politik. Sektor swasta tidak
akan melangkah dengan kekuatan penuh jika mereka selalu memiliki keyakinan
bahwa hukum akan berubah bersama dengan bergantinya politisi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment