PEMODELAN PERGERAKAN PESAWAT DI ATAS BANDARA

Pemodelan pergerakan pesawat di atas bandara adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Henry Fan (School of Civil and Environmental Engineering Nanyang Technological University, Singapore) untuk menirukan pergerakan pesawat di ruang udara sekitar bandara (dengan menggunakan bahasa FORTRAN) sehingga menghasilkan suatu tiruan pergerakan pesawat (beserta beberapa parameternya) ketika berada diantara ruang udara sampai dengan pada landasan pacu di bandara.
KINERJA PEMODELAN
Input Model
 Untuk membangun model tersebut di atas, diperlukan beberapa masukan yaitu :
  1. Airtace jaringan yang menggambarkan kondisi dan data bandara serta bebarapa bagiannyaKlasifikasi pesawat (kecepatan, putaran baling-baling
  2. Jadwal penerbangan (identifikasi pesawat, kelas, waktu kedatangan / keberang katan)
  3. Data operasional penerbangan (sparasi yang diperlukan antara kedatangan serta keberangkatan).
  4. Parameter berdasarkan keinginan user yang berpengaruh terhadap simulasi (tundaan terendah, antrian keberangkatan terpanjang sehingga berpengaruh terhadap jarak antara keberangkatan, jarak antara keberangkatan). 
Cara Kerja Model
Dalam kinerjanya model tersebut dibangun dari 2 format data, yaitu 
(1) format modular (inputing, jadwal, output, nilai-nilai parameter), 
(2) model logika (berisi praperencanaan pola pengaturan, kontrol kecepatan). Dari 2 bahan tersebut model merekam kinerja pengaturan sirkulasi lalu lintas udara dari sisi tundaan (karena kapasitas runway) dan waktu perjalanan.

  1. a.   Subroutine prepln, melakukan  simulasi tentang pergerakan pesawat yang alami (berdasarkan pengaturan saat ini yang dilakukan oleh petugas pengatur lalu intas udara) dengan mempertimbangkan kecukupan jarak pendaratan terhadap pesawat sebelumnya, jumlah titik konflik selama berputar-putar diatas bandara saat menunggu pendaratan, kapasitas runway.
  1. b.   Subroutine airsep, melakukan simulasi tentang jarak pendaratan antara pesawat dengan pesawat berikutnya.
  1. c.    Subroutine ovrtak, melakukan simulasi tentang kemungkinan jarak antara pendaratan yang dapat digunakan untuk dilakukan pendaratan oleh pesawat yang dibelakangnya.
  1. d.   Subroutine spdcnt, melakukan simulasi tentang pengurangan kecepatan dan tundaan sampai dapat mencapai tundaan yang diizinkan.
  1. e.   Subroutine missap, melakukan simulasi tentang pemindahan pesawat pada sirkulasi yang lain sampai mendapatkan waktu tundaan yang diizinkan sehingga pesawat dapat mendarat.
  1. f.    Subroutine merge, melakukan simulasi tentang penggabungan 2 pesawat atau lebih yang berasal dari rute yang berbeda untuk dilakukan pendaratan yang berurutan berdasarkan waktu kedatangannya.
  1. g.   Subroutine nodly, melakukan simulasi tentang konflik yang terjadi saat take off sehingga diperlukan penundaan salah satu pesawat yang akan take off pada tempat yang tidak mengganggu yang sedang take off.
  1. h.   Subroutine arvrun, melakukan simulasi terhadap pesawat yang tidak mendapat kesempatan mendarat pada suatu landaran dan memindahkannya ke tempat runway yang lain (untuk runway paralel).
  1. i.     Subroutine atc, melakukan simulasi untuk mamastikan tersedianya separasi yang cukup antar pesawat yang mendarat berdasarkan aturan yang diterapkan ATC (air traffic control) serta memperhitungkan separasi yang aman untuk dilakukan pendaratan oleh pesawat dibelakangnya.
  1. j.     Subroutine  take-off, melakukan simulasi untuk mengatur antrian keberangkatan dan mempersiapkan landasan untuk take-off serta mengatur separasi antar pesawat.

  1. Output Model
  2. Dari pengaturan lalu lintas pesawat yang diterapkan, hasil yang ditunjukkan model   adalah :
    a.   Daftar nilai input dan data jadwal untuk verifikasi dan usulan pemeliharaan hasil pemantauan kinerja.
    b.   Output model tersebut adalah ; rata-rata arus setiap rute, runway untuk kedatangan dan keberangkatan pesawat, tundaan untuk kedatangan (model menghasilkan tundaan setiap tempat pendaratan, tundaan tiap rute, tundaan pengoperasian runway) dan keberangkatan (tundaan saat pesawat didarat dan di udara).





0 comments:

Post a Comment