Bitumen
adalah zat perekat (cementitious)
berwarna hitam atau gelap, yang dapat diperoleh di alam atau hasil produksi.
Bitumen terutama mengandung senyawa
hidrokarbon seperti aspal, ter, pitch.
Aspal
didefinisikan sebagai material perekat (cementitious),
berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsure utama bitumen. Aspal dapat
diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilang minyak bumi. Ter
adalah material berwarna coklat atau hitam berbentuk cair atau semi padat,
dengan unsur utama bitumen sebagai hasil kondensat dalam destilasi destruktif
dari batubara, minyak bumi atau material organik lainnya.
Pitch didefinisikan sebagai sebagai material perekat (cementitious) padat, berwarna hitam atau
coklat tua, yang berbentuk cair jika dipanaskan. Pitch diperoleh sebagai residu dari destilasi fraksional ter. Ter
dan pitch tidak diperoleh di alam,
tetapi merupakan produk kimiawi. Dari
ketiga material pengikat tersebut, aspal merupakan material yang umum digunakan
untuk bahan pengikat agregat, oleh karena itu seringkali bitumen disebut pula
sebagai aspal.
Aspal adalah material yang pada
temperature ruang berbentuk padat sampai agak padat dan bersifat termoplastis.
Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu dan kembali
membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material
pembentuk campurarn perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan
berkisar antara 4 – 10% berdasarkan berat campuran, atau 10 -15% berdasarkan
volume campuran.
Jenis aspal
Berdasarkan
tempat diperolehnya, aspal dibedakan atas aspal alam dan aspal minyak. Aspal
alam yaitu aspal yang didapat di suatu tempat di alam dan dapat digunakan
sebagaimana diperolehnya atau dengan sedikit pengolahan. Aspal minyak adalah
aspal yang merupakan residu pengilangan minyak bumi.
Aspal alam
Indonesia
memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang brtupa aspal gunung, terkenal
dengan nama Asbuton (Aspal Batu Buton). Asbuton merupakan batu yang mengandung
aspal, deposi asbuton membentang dari Kecamatan Lawele sampai Sampolawa.
Cadangan deposit berkisar 200 juta ton dengan kadar aspal bervariasi antara 10
– 35% aspal. Penggunaan asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan
telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional.
Asbuton
merupakan campuran antara bitumen dengan bahan miberal lainnya dalam bentuk
batuan. Karena asbuton merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam,
maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai
tinggi. Untuk mengatasi hal ini, maka asbuton mulai diproduksi dalam berbagai
bentuk di pabrik pengolahan asbuton. Produk asbuton dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu :
a.
Produk asbuton yang masih mengandung material filler,
seperti asbuton kasar, asbuton halus, asbuton mikro dan butonite mastic asphalt.
b.
Produk asbuton yang telah dimurnikan menjadi aspal murni
melalui proses ekatrasi atau proses kimiawi.
Aspal minyak
Aspal minyak
adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak bumi. Setiap minyak bumi
dapat menghasilkan residu jenis asphaltic
base crude oil yang banyak mengandung aspal, parafin base crude oil yang banyak mengandung parafin, atau mixed base crude oil yang mengandung
campuran antara parafin dan aspal. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan
aspal minyak jenis asphaltic base crude
oil.
Aspal
padat
adalah aspal
yang berbentuk padat atau semi padat pada suhu ruang dan menjadi cair jika
dipanaskan. Aspal padat dikenal dengan nama semen aspal (asphalt cement). Oleh karena itu, semen aspal harus dipanaskan
terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pengikat agregat.
Aspal cair (cutback asphalt) yaitu aspal yang berbentuk cair pada suhu ruang. Aspal cair
merupakan semen aspal yang dicairkan dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi seperti minyak tanah, bensin atau solar. Bahan pencair
membedakan aspal cair menjadi :
a.
Rapid
curing cut back asphalt (RC), yaitu aspal cair dengan bahan pencair bensin. RC
merupakan aspal cair yang paling cepat menguap
b.
Medium
curing cut back asphalt (MC), yaitu aspal cair dengan bahan pencair minyak tanah
(kerosene)
c.
Slow
curing cut asphalt (SC), yaitu aspal cair dengan bahan pencair solar
(minyak disel). SC merupakan aspal cair yang paling lambat menguap.
Aspal emulsi (emulsified asphalt) adalah suatu campuran aspal dengan air dan
bahan pengemulsi, yang dilakukan di pabrik pencampur. Aspal emulsi ini lebih
cair daripada aspal cair. Di dalam aspal emulsi, butir-butir aspal larut dalam
air. Untuk menghindari butiran aspal saling menarik membentuk butir-butir yang
lebih besar, maka butiran tersebut diberi muatan listrik. Berdasarkan muatan
listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :
a.
Aspal kationik disebut juga aspal emulsi asam, merupakan
aspal emulsi yang butiran aspalnya bermuatan arus listrik positif.
b.
Aspal anionik disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan
aspal emulsi yang bermuatan negatif.
c.
Nonionik merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami
ionisasi, yang berarti tidak mengantarkan listrik
Berdasarkan
kecepatan mengerasnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :
a.
Rapid
Setting (RS), aspal yang mengandun sedikit bahan pengemulsi
sehingga pengikatan yang terjadi cepat dan aspal cepat menjadi padat atau keras
kembali.
b.
Medium
Setting (MS)
c.
Slow Setting (SS), jenis aspal emulsi yang
paling lambat mengeras.
Dari ketiga
bentuk aspal tersebut, semen aspal adalah bentuk yang paling banyak digunakan.
Sifat
Kimiawi Aspal
Aspal
terdiri dari senyawa hidrokarbon, nitrogen dan logam lain, sesuai jenis minyak
bumi dan proses pengolahannya. Mutu kimiawi aspal ditentukan dari komponen
pembentuk aspal. Saat ini telah banyak metode yang digunakan untuk meneliti
komponen-komponen pembentuk aspal. Komponen fraksional pembentuk aspal
dikelompokkan berdasarkan karakteristik reaksi yang sama.
Secara garis
besar komposisi kimiawi aspal terdiri dari asphaltenes,
resins dan oils. Asphaltenes
terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon, merupakan material berwarna hitam
atau coklat tua yang tidak larut dalam n-heptane.
Asphaltenes menyebar di dalam larutan
yang disebut maltenes. Maltenes larut dalam heptane, merupakan cairan kental yang
terdiri dari resins dan oils. Resins adalah cairan berwarna kuning atau coklat tua yang
memberikan adhesi dan aspal, merupakan bagian yang mudah hilang atau berkurang
selama masa pelayanan jalan, sedangkan oils
yang berwarna lebih muda merupakan media dari asphaltenes dan resin.
Pengerasan
aspal dapat terjadi karena proses oksidasi, penguapan dan perubahan kimiawi
lainnya. Reaksi kimiawi dapat mengubah resins
menjadi asphaltenes, dan oils menjadi resins yang secara keseluruhan akan
meningkatkan viskositas asapal
Fungsi aspal
sebagai material perkerasan jalan
Aspal yang
digunakan sebagai material perkerasan jalan berfungsi sebagai :
a.
Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara
aspal dan agregat dan antara sesama
aspal.
b.
Bahan pengisi, mengisi rongga antar butir agregat dan
pori-pori yang ada di dalam butir agregat itu sendiri.
Untuk dapat
memenuhi kedua fungsi aspal itu dengan baik, maka aspal harus memiliki sifat
adhesi dan kohesi yang baik, serta pada saat dilaksanakan mempunyai tingkat
kekentalan tertentu. Penggunaan aspal pada kekerasan jalan dapat melalui
pencampuran pada agregat sebelum
dihamparkan (prahampar), seperti lapisan beton aspal atau disiramkan pada
lapisan agregat yang telah dipadatkan dan ditutupi oleh agregat-agregat yang
lebih halus (pascahampar), seperti perkerasan penetrasi makadam atau pelaburan.
Fungsi utama
aspal untuk kedua jenis proses pembentukan perkerasan yaitu proses pencampuran
prahampar dan pascahampar itu berbeda. Pada proses prahampar aspal yang
dicampurkan dengan agregat akan membungkus atau menyelimuti butir-butir agregat
mengisi pori antar butir dan meresap ke dalam pori masing-masing butir.
Pada proses
pascahampar, aspal disiramkan pada lapisan agregat yang telah dipadatkan, lalu
diatasnya ditaburi butiran agregat halus. Pada proses ini aspal akan meresap ke
dalam pori-pori antar butir agregat di bawahnya. Fungsi utamanya adalah menghasilkan
lapisan perkerasan bagian atas yang kedap air dan tidak mengikat agregat sampai
ke bagian bawah.
0 comments:
Post a Comment