Bentuk Agregat


Berdasarkan bentuknya, partikel atau butir agregat dikelompokkan sebagai berbentuk bulat, lonjong, pipih, kubus, tak beraturan atau mempunyai bidang pecahan. Agregat yang ditemui di sungai umumnya telah mengalami erosi, sehingga berbentuk bulat (rounded) dan licin. Bidang kontak antar agregat berbentuk bulat sangat sempit, hanya berupa titik singgung, sehingga menghasilkan penguncian antara agregat yang tidak baik, dan menghasilkan kondisi kepadatan lapisan perkerasan yang kuraang baik.
Agregat berbentuk kubus (cubical), pada umumnya merupakan agregat hasil pemecahan batu masif atau hasil pemecahan mesin pemceah batu. Bidang kontak agregat ini luas, sehingga mempunyai daya untuk saling mengunci yang baik. Kestabilan yang diperoleh lebih baik dan lebih tahan terhadap deformasi.
Agregat berbentuk lonjong (elongated) dapat ditemui di sungai atau bekas endapan sungai. Agregat ini dikatakan lonjong jika ukuran terpanjangnyalebih besar 1,8 kali diameter rata-rata. Indeks kelonjongan adalah persentase berat agregat terhadap berat total. Sifat campuran agregat berebentuk lonjong ini hamper sama dengan agregat berbentuk bulat.
Agregat berbentuk pipih (flaky) dapat merupakan hasil produksi dari mesin pemecah batu, dan biasanaya agregat ini memang cenderung pecah dengan bentuk pipih. Agregat pipih yaitu agregat yang ketebalannya lebih tipis dari 0,6 kali diameter rata-rata. Indeks kepipihan adalah berat total yang tertahan slot pada ukuran nominal tertentu. Sedangkan agregat berbentuk tak beraturan adalah bentuk agregat yang tidak mengikuti salah satu bentuk di atas.

0 comments:

Post a Comment