Konstruksi kuda-kuda kayu umumnya merupakan suatu konstruksi penyanggah atau pendukung utama dari atap, seperti tampak pada gambar 2. Konstruksi kuda-kuda kayu mempunyai syarat tidak boleh berubah bentuk, terutama jika sudah berfungsi. Beban- beban atap yang harus diterima konstruksi kuda-kuda kayu melalui gording-gording yang sedapat mungkin disalurkan / diterima tepat pada titik buhul. Dengan demikian rangka batang dapat bekerja sesuai dengan perhitungan besarnya gaya batang dan juga batang tersebut tidak terjadi tegangan lentur melainkan hanya terdapat tegangan normal tekan dan tarik. Dalam praktek biasanya terdapat penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan - ketentuan diatas namun penyimpangan-penyimpangan tersebut supaya diupayakan sekecil mungkin sehingga secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Pada konstruksi kuda- kuda kayu yang harus diperhatikan adalah daerah-daerah sambungan, karena pada daerah tersebut merupakan titik terlemah pada konstruksi kuda-kuda kayu. Untuk mempermudah system sambungan dapat dibuat sambungan bentuk gigi yang syaratnya tidak memerlukan tempat yang luas, sedangkan batang tarik akan memerlukan alat sambung yang cukup banyak, sehingga pengaturan tata letak sambung yang memenuhi syarat akan memerlukan tempat yang luas dan akan menyulitkan sambungan.
Dimensi konstruksi kuda-kuda kayu umumnya tidak ditentukan oleh perhitungan yang disebabkan oleh beban saja, melainkan banyak juga yang ditentukan oleh persyaratanpersyaratan cara tata letak alat sambung. Untuk itu sebaiknya harus diselidiki apakah tegangan yang timbul pada tiap-tiap batang telah memenuhi syarat, artinya tegangan yang timbul harus lebh kecil dari tegangan yang diijinkan.
Begel-begel (alat bantu sambungan) yang dipasang pada sambungan konstruksi kuda- kuda kayu sangat berguna umtuk membuat sambungan pada titik buhul agar menjadi mantap kedudukannya. Dengan demikian diharapkan tidak terdapat perubahan akibat pergeseran kedudukan rangka batang pada sambungan.
Pada konstruksi kuda-kuda kayu untuk statikanya dianggap sebagai konstruksi statis tertentu yaitu ditumpu pada tumpuan sendi dan rol. Apabila tidak atau dengan kata lain pada konstruksi statis tak tentu akan selalu menjadi pertanyaan berapa besarnya pergeseran sambungan-sambungan maupun keseragaman akan harga modulus kenyal kayu. Pada PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) pergeseran-pergeseran tersebut diabaikan.
Pada konstruksi kuda-kuda kayu rangka batang juga akan timbul tegangan-tegangan sekunder yang sebab-sebabnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Titik-titik buhul bukan merupakan sendi-sendi yang sempurna seperti anggapan dalam perhitungan, karena batang-batang tepi merupakan batang menerus dan batang- batang diagonal maupun vertikal dihubungkan secara jepit maka tegangan sekunder yang timbul dapat diabaikan kecuali menggunakan sambungan perekat /lem.
b. Sering terjadi pada titik-titik buhul yang komplek, tidak mungkin semua batang dihubungkan secara sentries karena akan timbul momen tambahan yang besarnya tergantung dari gaya batang dan eksentrisitas yang terjadi.
c. Pada gelagar rangka batang, kayu mempunyai bentuk segitiga dengan sudut antara batang tepi atas dan tepi bawah yang sangat kecil dan penggunaan sambungan gigi akan timbul tegangan-tegangan lentur tambahan karena bidang desakan diatas batang tepi bawah lebih panjang daripada di tumpuan. Tegangan ini sangat berbahaya apalagi batang bawah sudah dilemahkan oleh sambungan gigi. Solusinya dengan menambahkan balok-balok samping atau diantara balok tepi bawah / menambahkan kayu pelana.
Dimensi konstruksi kuda-kuda kayu umumnya tidak ditentukan oleh perhitungan yang disebabkan oleh beban saja, melainkan banyak juga yang ditentukan oleh persyaratanpersyaratan cara tata letak alat sambung. Untuk itu sebaiknya harus diselidiki apakah tegangan yang timbul pada tiap-tiap batang telah memenuhi syarat, artinya tegangan yang timbul harus lebh kecil dari tegangan yang diijinkan.
Begel-begel (alat bantu sambungan) yang dipasang pada sambungan konstruksi kuda- kuda kayu sangat berguna umtuk membuat sambungan pada titik buhul agar menjadi mantap kedudukannya. Dengan demikian diharapkan tidak terdapat perubahan akibat pergeseran kedudukan rangka batang pada sambungan.
Pada konstruksi kuda-kuda kayu untuk statikanya dianggap sebagai konstruksi statis tertentu yaitu ditumpu pada tumpuan sendi dan rol. Apabila tidak atau dengan kata lain pada konstruksi statis tak tentu akan selalu menjadi pertanyaan berapa besarnya pergeseran sambungan-sambungan maupun keseragaman akan harga modulus kenyal kayu. Pada PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) pergeseran-pergeseran tersebut diabaikan.
Pada konstruksi kuda-kuda kayu rangka batang juga akan timbul tegangan-tegangan sekunder yang sebab-sebabnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Titik-titik buhul bukan merupakan sendi-sendi yang sempurna seperti anggapan dalam perhitungan, karena batang-batang tepi merupakan batang menerus dan batang- batang diagonal maupun vertikal dihubungkan secara jepit maka tegangan sekunder yang timbul dapat diabaikan kecuali menggunakan sambungan perekat /lem.
b. Sering terjadi pada titik-titik buhul yang komplek, tidak mungkin semua batang dihubungkan secara sentries karena akan timbul momen tambahan yang besarnya tergantung dari gaya batang dan eksentrisitas yang terjadi.
c. Pada gelagar rangka batang, kayu mempunyai bentuk segitiga dengan sudut antara batang tepi atas dan tepi bawah yang sangat kecil dan penggunaan sambungan gigi akan timbul tegangan-tegangan lentur tambahan karena bidang desakan diatas batang tepi bawah lebih panjang daripada di tumpuan. Tegangan ini sangat berbahaya apalagi batang bawah sudah dilemahkan oleh sambungan gigi. Solusinya dengan menambahkan balok-balok samping atau diantara balok tepi bawah / menambahkan kayu pelana.
0 comments:
Post a Comment