Prinsip dasar persimpangan.


Menurut G.R Wells dalam bukunya yang berjudul “ Traffic Engineering “ dikatakan bahwa persimpangan menempati proporsi utama dalam hal hambatan perjalanan.Oleh karena itu,perbaikan persimpangan akan mengurangi hambatan dan meningkatkan kapasitas dan tentu saja akan mengurangi kecelakaan.Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa persimpangan merupakan factor penting dalam kelancaran lalu lintas yang harus diperhatikan.Ada beberapa system pengendalian persimpangan yang mungkin diterapkan,salah satunya adalah dengan menggunakan APILL.
          Dalam buku “ Pelatihan Diseminasi Manual Kapasitas Jalan Indonesia” ,terbitan Direktorat Bina Marga dipaparkan mengenai alasan penggunaan APILL pada persimpangan antara lain :
a.    Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas,sehingga terjamin bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan,bahkan selama kondisi lalu lintas jam puncak.
b.    Untuk menghindari kesempatan pada kendaraan dan/atau pejalan kaki dari jalan simpang (kecil)untuk memotong jalan utama.
c.    Untuk mengurangi juumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara kendaraan-kendaraan dari arah yang berlawanan.

Dalam buku “Rekayasa Lalu Lintas (1999) dan buku “Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib” yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Darat.Hal lain yang diungkapkan adalah bahwa lalu lintas pada suatu persimpangan yang diatur dengan APILL harus memenuhi aturan yang disampaikan oleh isyarat lampu tersebut.Kebehasilan dari pengaturan ini ditentukan dengan berkurangnya penundaan waktu untuk melalui persimpangan dan berkurangnya angka kecelakaan pada  persimpangan yang bersangkutan.
          Pengendalian persimpangan APILL dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a.    Waktu tetap
b.    Dipengaruhi oleh arus lalu lintas
c.    Koordinasi antar APILL
d.    Pengendalian daerah secara terpadu.
Berikut merupakan contoh gambar traffic light yang sudah mulai dipasang pada ruas jalan Chairil Anwar, arah Rumah Sakit Mitra Keluarga Tol Timur.


Kegunaan dari detector ini adalah sebagai alat untuk dapat mendeteksi jumlah kendaraan yang melintasi persimpangan di Tol Timur. Detektor ini berguna untuk pengendalian lalu lintas dengan memberikan informasi berupa volume lalu lintas, kecepatan dan jenis kendaraan. Detektor yang digunakan dapat berupa Ultra sonic,infra red,dan loop detector.
Batasan pengertian dan rumus – rumus yang didasarkan pada referensi – referensi yang ada, seperti buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),antara lain :
a.    Pendekat.
Adalah daerah dari suatu lengan persimpangan jalan untuk kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis henti
b.    Arus lalu lintas(Q).
Adalah jumlah lalu lintas yang melalui suatu titik pada jalan per ssatuan waktu(smp/jam)
c.    Arus Jenuh(S).
Adalah besarnya jumlah keberangkatan antrian didalam suatu pendekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam hiaju)
d.    Arus jenuh dasar(So)
Adalah besarnya keberangkatan antrian didalam pendekat selama kondisi total(smp/jam hijau)
e.    Derajat Kejenuhan ( DS )
Adalah perbandingan /rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas untuk suatu pendekat.
f.     Rasio Arus ( FR ).
Adalah perbandingan/rasio arus terhadap arus jenuh dari suatu pendekat.


g.    RAsio Arus Simpang (IFR)
Adalah jumlah dari perbandingan/rasio dari arus kritis ( tertnggi ) untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus.
h.    Rasio Fase (PR).
Adalah rasio arus kritis dibagi dengan rasio arus simpang.
i.      Kapasitas ( C )
Adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan (smp/jam)
j.     Tundaan (D).
Adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang apabila dibandingkan dengan lintasan tanpa melalui suatu simpang.
Tundaan terdiri dari Tundaan lalu lintas (DT),yaitu waktu menunggu yang disebabkan interaksi lalu lintas yang bertentangan,dan Tundaan Geometri (DG),yaitu disebabkan oleh perlambatan atau percepatan kendaraan yang membelok disimpang dan/atau yang terhenti pleh lampu merah.
k.    Panjang Antrian (QL)
Adalah panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat (m)
l.      Antrian (NQ)
Adalah jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat.

m.  Angka Henti (NS)
Adalah jumlah rata-rata berhenti per kendaraan ( termasuk berhenti berulang-ulang dalam antrian)
n.    Rasio Kendaraan Terhenti (PSV).
Adalah rasio dari arus lalu lintas yang terpaksa berhenti sebelum melewati garis henti akibat pengendalian APILL
o.    Lebar Efektif (We)
Adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras,yang digunakan dalam perhitungan kapasitas (m)
p.    Fase (i)
Adalah bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas
q.    Waktu Hijau (g)
Adalah waktu nyala hijau dalam suatu pendekat (detik)
r.     Rasio Hijau (GR)
Adalah perbandingan antara waktu hijau dan waktu siklus dalam suatu pendekat.
s.    Waktu merah semua (Allred)
Adalah waktu dimana sinyal merah menyala bersamaan dalam pendekat-pendekatyang dilayani oleh dua fase sinyal yang berurutan (detik)
t.     Waktu Kuning (amber)
Adalah waktu dimana lampu kuning dinyalakan setelah hijau dalam suatu pendekat (detik)
u.    Antar hijau (IG)
Adalah periode kuning ditambah periode merah semua antara dua fase sinyal yang berurutan (detik)
v.    Waktu Hilang (LTI)
Adalah jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap (detik)
w.   Nilai waktu perjalanan
Adalah jumlah uang yang bersedia dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat waktu perjalanan. (forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi,jurnal Transportasi,vol 1,1999)
x.    Benefit / cost ratio (BCR)
Adalah perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat (net benefit) yang positif dengan present value dari net benefit yang negative.(kadariah,evaluasi proyek,edisi dua,1988)
y.    Net persent value (NPV)
Adalah selisih antara Present value dari benefit dan present value dari cost. (kadariah,evaluasi proyek,edisi dua,1988)

0 comments:

Post a Comment