ALINYEMEN HORIZONTAL


Alinyemen horizontal yang disebut juga “situasi jalan” atau “trase jalan” merupakan proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Agar lebih mudah diingat, alinyemen horizontal dapat dilihat dari sudut pandang atas, seperti melihat suatu “peta”.  Alinyemen Horizontal terdiri dari garis – garis lurus yang dihubungkan dengan garis – garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja.atas :
1)            Radius lengkung Horizontal ( R )
Besarnya radius lengkung horizontal dipengaruhi oleh nilai kecepatan rencana, elevasi dan gaya gesek jalannya, hindarkan merencanakan alinyemen horizontal jalan dengan mempergunakan radius minimum karena akan menghasilkan lengkung yang paling tajam pada ruas jalan tersebut sehingga pengemudi merasa tidak nyaman dengan kondisi ini.
Besar kecilnya radius lengkung horizontal disesuaikan dengan kecepatan rencana pada ruas jalan tersebut, tabel dibawah ini menunjukkan besarnya radius lengkung horizontal dengan kecepatan rencananya.
                                       
KEC RENC.
e MAKS
F MAKS
R MIN DESAIN
D MAKS DESAIN





40
0,10
0,166
47
30,48

0,08

51
28,09
50
0,10
0,160
76
18,85

0,08

82
17,47
60
0,10
0,153
112
12,79

0,08

122
11,74
70
0,10
0,147
157
9,12

0,08

170
8,43
80
0,10
0,14
210
6,82

0,08

229
6,25
90
0,10
0,128
280
5,12

0,08

307
4,67
100
0,10
0,115
366
3,91

0,08

404
3,55
110
0,10
0,103
470
3,05

0,08

522
2,74
120
0,10
0,090
597
2,4

0,08

667
2,15
Sumber : Dasar - dasar perencanaan geometrik jalan ; silvia Sukirman

R minimum dapat ditentukan dengan mempergunakan rumus tersebut dibawah ini :
              

                           V ²
 R min = ----------------------------
             127 ( e maks + f maks)
 




Dimana :
R   = radius /jari – jari tikungan
V   = kecepatan
e   = elevasi
f    = koefisien gesekan

2)            Derajat Lengkung Jalan ( D )
Besar kecilnya derajat lengkung jalan ditentukan oleh kecepatan rencana jalan dan radius lengkung horizontalnya, semakin besar R semakin kecil D dan semakin tumpul lengkung horizontal rencananya, sebaliknya semakin kecil R, semakin besar D dan semakin tajam lengkung horizontal yang direncanakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel II. diatas.
Untuk menghitung D dapat digunakan rumus dibawah ini :
  
             
                   Ls
 D = ---------------------  X 360 °
                 2 p R
 

                                                  
Dimana :
D        = Derajat lengkung
Ls       = panjang lengkung jalan
R        = Panjang radius
3).      Elevasi Jalan ( e )
Penentuan elevasi jalan digunakan untuk penampang melintang pada setiap titik di suatu lengkung horizontal yang direncanakan, elevasi jalan ditentukan sesuai desain jalan tersebut dibuat didalam kota atau untuk luar kota, elevasi untuk dalam kota adalah 8 % sedangkan elevasi untuk luar kota adalaah 10 %. Radius minimum untuk jenis lengkung lingkaran sederhana ditentukan oleh superelevasi yang dibutuhkan, dengan jenis lengkung lingkaran sederhana hanya diperkenankan untuk superelevasi ≤ 3 %, jadi Rmin nya ditentukan oelh R yang menghasilkan elevasi 3 %.
Dalam desain geometrik jalan digunakan beberapa rumus untuk mendapatkan hasil mengenai geometriknya, adapun rumus yang digunakan adalah:


  e = √d2 x h2
 

Dimana :
e = elevasi
d = panjang tegak lurus jalan
h = tinggi tegak lurus jalan


 e + f  =       V/ 127 x R
 


Dimana :
e = elevasi
f = koefesien gesekan
V = kecepatan
R = panjang radius / jari – jari 

0 comments:

Post a Comment