Penataan jaringan trayek.

Langkah-langkah yang dilakukan :

a. Peramalan Permintaan Perjalanan
Dalam proses peramalan permintaan perjalanan menggunakan pemodelan transportasi, yaitu model perencanaan transportasi. Model ini terdiri dari 4 bagian model perjalanan, yaitu :
1) Bangkitan Perjalanan ( Trip Generation)
Tahap bangkitan perjalanan dalam proses perencanaan angkutan berkaitan erat dengan tingkah laku atau karakteristik perjalanan saat ini.
Bangkitan perjalanan dipengaruhi oleh 3 ( tiga ) faktor, yaitu :
a) Tata guna lahan
Perbedaan intensitas dalam penggunaan tata guna lahan akan mengakibatkan karakteristik bangkitan perjalanan yang berbeda.Tata guna lahan akan sangat menentukan dalam peramalan perjalanan yang dilakukan masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan ukuran – ukuran karakteristik bangkitan lalu lintas yang ada untuk setiap kategori penggunaan lahan serta melihat rencana penggunaan lahan suatu wilayah yang tertuang dalam RUTRK ( Rencana Umum Tata Ruang Kota )
b) Karakteristik sosial ekonomi
Faktor – faktor yang mempengaruhinya :
(1) Jumlah penduduk
Jumlah penduduk sangat mempengaruhi tingkat bangkitan perjalanan, dimana frekwensi  perjalanan akan meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk.
(2) Ukuran Keluarga
Banyaknya anggota keluarga dalam suatu keluarga akan mempengaruhi tingkat perjalanan yang dilakukan oleh keluarga tersebut. Dimana semakin banyak anggota keluarga maka semakin tinggi tingkat perjalanan yang dilakukan, sebaliknya semakin sedikit anggota keluarga maka tingkat perjalanan yang dilakukan oleh keluarga tersebut berkurang pula.
(3) Pemilikan kendaraan
Suatu keluarga yang memilki kendaraan berpotensi untuk menimbulkan perjalanan yang lebih banyak dari pada keluarga yang tidak memiliki kendaraan. Semakin banyak kendaraan yang dimiliki oleh suatu keluarga akan semakin banyak perjalanan yang dilakukan oleh keluarga tersebut.
(4) Pendapatan keluarga
Semakin tinggi pendapatan yang dimilki oleh suatu keluarga akan semakin tinggi kemampuan untuk membiayai perjalanan sehingga akan mengarah kepada peningkatan perjalanan.
 2)  Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)
Distribusi perjalanan atau penyebaran perjalanan merupakan tahap pembuatan model perencanaan angkutan, dimana jumlah perjalanan antara satu zona lalu lintas dengan zona lainnya dihitung berdasarkan asal dan tujuan perjalanan (Origin and Destination Trip).
Dalam analisis penyebaran perjalanan terdapat 2 (dua) jenis metode yang digunakan (Ofyar Z. Tamin, Edisi kedua PPT), yaitu:
a) Metode Konvensional
(1) Metode Langsung
(a) Wawancara tepi jalan
(b) Wawancara di rumah
(c) Menggunakan bendera
(d) Menggunakan foto udara
(e) Mengikuti mobil
(2) Metode Tidak Langsung
(a) Analogi
1. Seragam (Uniform Growth Factor);
2. Rata-rata (Average growth Factor);
3. Fratar;
4. Detroit;
5. Furness.
(b) Sintetis
1. Opportunity
2. Gravity
3. Gravity Opportunity
b) Metode Tidak Konvensional
(1) Berdasarkan Informasi Arus Lalu Lintas
(2) Estimasi Matriks Entropi Maksimum
(3) Estimasi Kebutuhan Transportasi
Distribusi perjalanan yang digunakan adalah Metode Furness. Metode ini berasumsi bahwa sebaran pergerakan pada masa mendatang diperoleh dengan mengalikan sebaran pergerakan pada saat sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona asal atau zona tujuan yang dilakukan secara bergantian (modifikasi harus dilakukan setelah setiap perkalian sampai total sel matrik untuk setiap arah baik baris atau kolom kira-kira sama dengan total sel matrik yang diinginkan) (Ofyar Z. Tamin, Edisi kedua PPT).
Pada metode ini pergerakan awal pertama kali dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona asal. Hasilnya kemudian dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona tujuan dan zona asal secara bergantian.
Rumus untuk menghitung distribusi perjalanan yang baru :

                                 

Keterangan :
Tid = Peramalan perjalanan ( masa mendatang )
tid  = Perjalanan existing ( masa sekarang )
Ei  = Faktor pertumbuhan pada zona asal
Ej  = Faktor pertumbuhan pada zona tujuan
Oi = Jumlah pergerakan zona asal ( tahun rencana )
oi = Jumlah pergerakan zona asal ( masa sekarang )
Dj = Jumlah pergerakan zona tujuan ( tahun rencana )
dj = Jumlah pergerakan zona tujuan ( masa sekarang )


3)  Pemilihan Moda (Moda Split)
Mengadakan perkiraan tentang jenis angkutan yang digunakan dalam  perjalanan  dimasa  yang akan datang, yang biasanya terbagi dalam dua jenis, yaitu angkutan umum dan angkutan pribadi. Langkah ini secara teknis disebut dengan pemilihan moda (Modal Split). Analisis pemilihan moda pada dasarnya mengambil informasi dari langkah-langkah bangkitan perjalanan dan moda yang digunakan pada penyebaran perjalanan. Analisis pemilihan moda adalah penting untuk sistem jaringan jalan.
Tujuan dilakukannya analisis terhadap pemilihan moda ini adalah untuk mengetahui seberapa besar permintaan masyarakat akan moda angkutan yang dibutuhkan dalam melayani kegiatan masyarakat tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan moda dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
1) Karakteristik perjalanan, meliputi :
    a) Panjang perjalanan, mencakup :
       (1) Jarak atau panjangnya rute yang ditempuh.
       (2) Waktu yang dihabiskan dalam menempuh perjalanan.
       (3) Waktu yang ditempuh moda lain
     b)Tujuan dari perjalanan yang dilakukan
2) Karakteristik pelaku perjalanan yang meliputi :
     a) Pendapatan.
     b) Pemilikan kendaraan.
     c) Kepadatan dan tata guna lahan.
     d) Faktor sosio ekonomi lainnya seperti ukuran keluarga, umur, jenis kelamin, dan sebagainya.
3) Karakteristik sistem transportasi yang meliputi :
     a) Waktu perjalanan.
     b) Biaya perjalanan.
     c) Tingkat pelayanan.
     d) Aksessibilitas.


b. Pembebanan Perjalanan (Trip Assignment)
Menetapkan rute-rute yang akan digunakan oleh pembuat perjalanan dimasa yang akan datang dalam wilayah studi, sehingga dapat menghasilkan perkiraan tentang arus lalu lintas dimasa yang akan datang pada jaringan jalan. Proses ini disebut sebagai pembebanan lalu lintas (Traffic Assignment).
Menurut Ditjenhubdat (1992/1993), dalam pembebanan perjalanan diasumsikan bahwa semua perjalanan antar zona pada suatu jaringan jalan mempunyai asal dan tujuan ke atau dari pusat zona dan bahwa orang akan memilih rangkaian ruas jalan (rute) yang memilki jarak, waktu, dan biaya perjalanan paling rendah (minimum).
Pembebanan lalu-lintas merupakan tahap final dalam perencanaan angkutan yang melibatkan pembebanan dari bangkitan perjalanan untuk setiap zona (Trip Generation) ke zona-zona tujuan (Trip Distribution)  sesuai dengan moda angkutan yang digunakan (Modal Split) di ruas-ruas jalan yang kemudian membentuk adanya jaringan angkutan.
Sebelum diadakan pembebanan perjalanan diperlukan adanya informasi-informasi pendukung yang meliputi :
1) Jarak, waktu serta biaya untuk melakukan perjalanan dari satu zona ke zona lainnya. Hal ini juga dipertimbangkan bahwa orang dalam melakukan perjalanan selalu mengambil jarak terdekat.
2) Distribusi perjalanan antar zona untuk keadaan sekarang dan masa yang akan datang (O/D Matrik).
3) Jaringan jalan yang menghubungkan antara pusat zona (centroid).
Untuk membebankan perjalanan-perjalanan antar zona di suatu jaringan jalan, biasanya diasumsikan bahwa semua perjalanan mempunyai asal dan tujuan ke atau dari pusat zona. Dan juga diasumsikan bahwa semua orang memilih satu rangkaian ruas jalan (rute) untuk mengurangi jarak, waktu dan biaya dalam membuat perjalanan.

Metode sederhana yang dapat digunakan adalah dengan cara “All or nothing assignment without capacity restraint” atau semua pembebanan perjalanan tanpa memperhatikan kendala kapasitas.
Secara sederhana metode ini tidak memperdulikan kendala kapasitas, dimana semua perjalanan dibebankan pada perjalanan terpendek  antara  zona  asal  dan zona tujuan tanpa memperdulikan apakah volume lalu lintas dapat menampung atau tidak di ruas-ruas jalan tersebut.
Disamping itu, mengingat rute perjalanan yang digunakan merupakan perjalanan yang paling pendek pada jaringan jalan yang ada, maka arus permintaan perjalanan yang dihasilkan merupakan arus permintaan yang paling efisien. Karenanya, metode ini sangat baik untuk melaksanakan metode “All or nothing assignment”  tanpa kendala lalu lintas untuk pembebanan perjalanan yaitu :
1) Mengasumsikan bahwa penyebaran perjalanan untuk masa mendatang, dimana zona 1 merupakan pusat kota dari daerah studi dan akan menarik perjalanan yang terbanyak. Untuk zona-zona lainnya dapat diasumsikan sebagai daerah perumahan. Hal ini dapat dilihat dari matrik O/D yang diperlihatkan.
2) Menentukan jaringan yang akan digunakan untuk membebankan penyebaran perjalanan. Dengan asumsi semua perjalanan dilakukan dari centroid melalui ruas-ruas jalan yang menghubungkan setiap pusat zona tersebut.
3) Menentukan pohon lintasan minimum dari setiap centroid ke centroid lainnya. Dapat dilakukan mulai dari pusat zona dengan nomor terendah (zona 1) ke semua pusat zona lainnya, dan dilanjutkan dengan centroid lainnya.
4) Membebankan perjalanan dari matrik O/D ke dalam lintasan minimum yang diperoleh dari langkah sebelumnya. Pembebanan lalu lintas dilakukan secara bertahap dimulai dari zona 1 yaitu dengan menggunakan pohon lintasan minimum yang berasal dari zona 1 sampai zona 22. Dengan demikian semua perjalanan telah dibebankan pada rute–rute minimum yang menghubungkan zona asal ke zona tujuan.
5) Menjumlahkan angka-angka volume hasil pembebanan yang pada masing-masing rute antara satu pohon lintasan minimum dengan pohon lintasan minimum lainnya.
Secara sederhana, metode tersebut membebankan semua perjalanan pada perjalanan terpendek antara zona asal dan zona tujuan, tanpa memperhatikan apakah volume lalu lintas dapat ditampung ataukah tidak pada ruas jalan yang bersangkutan dalam jaringan jalannya.
Metode yang digunakan dalam analisis pembebanan perjalanan adalah metode all or nothing without capacity restraint. Dalam metode ini diasumsikan bahwa arus lalu lintas menggunakan rute–rute minimum tanpa memperhatikan kapasitas jalan.






0 comments:

Post a Comment