Baja adalah salah satu bahan konstruksi yang umum digunakan. Baja mempunyai
kekuatan yang tinggi dan keseragaman bahan-bahan penyusunnya. Selain itu, kestabilan dimensional, kemudahan
pembuatan
dan cepatnya pelaksanaan. Baja dihasilkan dengan
menghaluskan bijih besi dan
logam besi tua bersama-sama
dengan bahan pencampur tambahan yang sesuai, kokas (untuk karbon), dan oksigen dalam
tungku bertemperatur tinggi untuk menghasilkan massa-massa besi yang besar yang dinamakan
blok tuangan mentah
(pigs) atau besi kasar (pigiron). Besi kasar tersebut
selanjutnya dihaluskan untuk mengilangkan
kelebihan karbon
dan kotoran-kotoran lain
dan/atau dicampur logam lain, seperti tembaga,
nikel, krom, mangan, molibden, posfor, silicon,
belerang,
titan, columbium, dan vanadium,
untuk menghasilkan kekuatan, keliatan, pengelasan dan karakteristik
ketahanan terhadap
korosi (karat) yang diinginkan.
Ingat baja
yang
didapatkan dari
proses ini akan dimasukkan ke dalam gulungan yang berputar
dengan laju yang sama dalam arah
yang berlawanan
untuk menghasilkan baja setengah jadi yang berbentuk siku-siku yang panjang
yang dinamakan sebuah pelat, blok baja (bloom), atau baja gelas setengah jadi (billet), yang tergantung pada luas penampangnya. Dari tahap ini maka hasil
tersebut dikirim ke pabrik penggiling baja yang lain untuk mengasilkan geometri penampang akhir,
yang meliputi
bentuk konstruksi seperti batang, kawat, jalur,
pelat dan pipa. Sebagai
bahan tambahan untuk bentuk yang diiginkan, maka
proses penggilingan akan cenderung untuk memperbaiki
sifat kekerasan,
kekuatan, dan
sifat dapat ditempa
(malleability) dari
logam tersebut.
Pabrik
baja tersebut bekerja berdasarkan gambar teknik
untuk menghasilkan gambar perincian bengkel, sehingga didapatkan dimensi-dimensi
yang diperlukan untuk memotong, menggergaji, atau memotong bentuk tersebut
dengan menggunakan gas sesuai
dengan ukuran yang
diiginkan dan untuk menempatkan lobang-lobang secara teliti untuk pemboran dan pembuatan lobang. (
Sumber : joseph E.Bowles, 1985 ). Keunggulan Baja Sebagai Material Konstruksi :
a. Kekuatan
Tinggi (high Strenght)
Baja struktural umumnya
mempunyai daya tarik (tensile Strenght)
antara 400 s/d 900 MPA. Hal ini sangat berguna untuk dipakai pada jembatan
bentang panjang, bangunan tinggi, dan struktur pada tanah lunak. Sedangkan pada
beton, selain kekuatannya lebih kecil juga sebagian beban yang dipikulnya
berasal dari berat sendirinya. Struktur kayu sebenarnya juga cukup ringan,
namun kelemahannya terletak pada kekuatan dan keawetan.
b. Keseragaman (Uniformity)
Sifat-sifat baja tidak berubah karena waktu, berbeda dengan beton dan kayu yang tergantung waktu. Hampir seluruh bagian baja memiliki sifat-sifat yang sama sehingga cukup menjamin kekuatannya. Pada beton dapat terjadi perbedaan sifat pada bagian yang
berbeda meskipun waktu pembuatan dan mutu betonnya sama. Begitu pula dengan kayu yang ditandai dengan adanya
mata kayu dan ketidak seragaman dimensi penampang.
c. Ela stisit as (Elasticity)
Baja mendekati
perilaku
seperti
asumsi yang
dibuat
dalam
perencanaan, karena
mengikuti
hukum
Hooke,
walaupun
telah
mencapai tegangan yang
cukup tinggi. Modulus elastisitasnya sama untuk tarik dan tekan. Pada beton, tegangan tarik, tekan, dan modulus elastisitasnya berbeda. Demikian juga pada kayu, dibedakan
tegangan searah serat dengan tegak lurus serat.
d.
Dakt ilitas (Ductility)
Daktilitas adalah kemampuan
struktur atau
komponennya untuk
melakuka n
deformasi inelastik bolak-balik berulang diluar batas titik leleh
pertama, sambil
mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya. Manfaat daktilitas ini bagi kinerja struktural adalah pada saat baja mengalami pembebanan
yang melebihi kekuatannya, baja tidak
langsung hancur tetapi akan meregang sampai
batas
daktilitasnya sebelum runtuh. Demikian juga pada beban siklik, daktilitas yang tinggi ini menyebabkan baja
dapat menyerap energi yang besar.
e.
Kuat Patah/Rekah (Fracture Toughness)
Baja adalah
material yang sangat ulet
sehingga
dapat
memikul
pembebanan yang berulang-ulang.
Komponen struktur baja yang dibebani
sampai mengalami deformasi besar, masih mampu menahan gaya-gaya yang cukup besar tanpa mengalami
fraktur. Keuletan ini dibutuhkan jika terjadi konsentrasi tegangan walaupun tegangan yang masih di bawah batas yang
diizinkan.
Pada
bahan yang tidak
mempunyai keuletan, keruntuhan dapat
terjadi pada tegangan yang rendah dan akan bersifat getas (keruntuhan secara
langsung).
0 comments:
Post a Comment